SUMSEL, LAMPUNGUPDATE.COM - Ditiap-tiap kecamatan pada 2018 ditargetkan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) kampung KB telah terbentuk.
"Tinggal delapan kabupaten dari 17 kabupaten di Sumsel yang belum menuntaskan target tersebut. Hingga akhir tahun target ini terus digenjot, karena tahun depan targetnya beda lagi, yakni tiap kelurahan dan tahun 2019 bisa ada di tiap desa," kata Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Selatan, Waspi, di Palembang, Minggu.
Menurut Waspi, target ini untuk mendongkrak jumlah aseptor dan menurunkan angka drop out lantaran kesulitan mendapatkan akses layanan kesehatan. Melalui program Kampung KB ini diketahui jumlah peserta KB baru dari pasangan usia subur melampaui target 104 persen pada 2016 di Sumsel.
"Artinya keinginan ber-KB itu sudah tinggi, tapi dalam pelaksanaannya masih banyak yang drop out karena kesulitan mengakses pelayanan. Namun dengan adanya Kampung KB ini maka masyarakat dapat mendapatkan layanan gratis yang rutin dilakukan," kata dia.
Ia mengatakan, melalui Kampung KB ini peserta program Keluarga Berencana akan didorong menggunakan alat kontrasepsi jangka panjang, yakni implant dan spiral untuk mencegah potensi terjadinya kelalaian.
Upaya ini harus dilakukan terus menerus mengingat berdasarkan hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia diketahui bahwa TFR (jumlah kelahiran bayi dari wanita usia subur) di angka 2,8 (melewati dua orang tapi tidak mencapai angka tiga orang).
Capaian ini tidak menggembirakan mengingat angka 2,8 itu sudah dicapai pada satu dekade sebelumnya. Artinya, terjadi stagnasi pada program Kependudukan dan KB. Oleh karena itu, tidak heran kiranya Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla menargetkan angka TFR pada 2017 telah menembus angka 2,3 secara nasional, sedangkan Sumsel ditargetkan 2,4.
Kampung KB sendiri dipandang sebagai miniatur pembangunan manusia berwawasan kependudukan yang sangat tepat dikembangkan di seluruh Indonesia hingga ke daerah perbatasan dan terisolir. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar