28 April 1996 silam, Indonesia mendapat kabar duka. Ibu Negara Siti Hartinah Soeharto (Ibu Tien) berpulang ke Sang Khalik akibat serangan jantung mendadak tepatnya pada pukul 05.10 WIB bertepatan dengan perayaan Idul Adha.
Ironisnya, muncul isu miring ke telinga masyarakat yang menyatakan bahwa Ibu Tien meninggal akibat tertembak peluru saat Hutomo Mandala Putra (Tommy) tengah bersitegang dengan kakaknya Bambang Trihatmodjo karena berebut proyek mobil nasional.
Belum ada satu pun pihak yang mengklarifikasi kabar ini. Namun, kabar miring tersebut akhirnya terungkap dalam buku Pak
font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-align: left; vertical-align: baseline;">Harto The Untold Stories. Kronologis kematian Ibu Tien dikupas secara lengkap oleh mantan ajudan Soeharto yang juga mantan Kapolri Jenderal
Ironisnya, muncul isu miring ke telinga masyarakat yang menyatakan bahwa Ibu Tien meninggal akibat tertembak peluru saat Hutomo Mandala Putra (Tommy) tengah bersitegang dengan kakaknya Bambang Trihatmodjo karena berebut proyek mobil nasional.
Belum ada satu pun pihak yang mengklarifikasi kabar ini. Namun, kabar miring tersebut akhirnya terungkap dalam buku Pak
font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-align: left; vertical-align: baseline;">Harto The Untold Stories. Kronologis kematian Ibu Tien dikupas secara lengkap oleh mantan ajudan Soeharto yang juga mantan Kapolri Jenderal
“Itu adalah rumor dan cerita yang sangat kejam dan tidak benar sama sekali. Saya saksi hidup yang menyaksikan Ibu Tien terkena serangan jantung mendadak, membawa ke mobil, dan terus menunggu di luar ruangan saat tim dokter RSPAD melakukan upaya medis,” kata Sutanto dalam buku tersebut.
Menurutnya, pada saat-saat terakhir itu Soeharto terus mendampingi Ibu Tien di rumah sakit. Soeharto, kata Sutanto, nampak dirundung kesedihan mendalam. Bagaimana tidak, Ibu Tien adalah sosok yang mendampingi Soeharto selama puluhan tahun.
“Sekira pukul 04.00 WIB, Ibu Tien mendapat serangan jantung mendadak. Ibu nampak sulit bernafas. Saya sendiri turut membawa Ibu dari rumah ke mobil dan selanjutnya ke RSPAD. Saat itu, selain Pak Harto, Mas Tommy, dan Mas Sigit ikut mendampingi,” tandasnya.
“Saya harap jangan sampai rumor tidak benar itu tetap dipercaya oleh sebagian orang yang hingga kini terus menganggapnya benar,” pungkasnya.
Ibu Tien dimakamkan di Astana Giri Bangun, Jawa Tengah, pada 29 April 1996 sekitar pukul 14.30 WIB. Upacara pemakaman tersebut dipimpin oleh inspektur upacara yaitu Ketua DPR/MPR saat itu, Wahono dan Komandan upacara Kolonel Inf G Manurung, Komandan Brigif 6 Kostrad saat itu.
Sumber : beritaterdepan-terpercaya
Menurutnya, pada saat-saat terakhir itu Soeharto terus mendampingi Ibu Tien di rumah sakit. Soeharto, kata Sutanto, nampak dirundung kesedihan mendalam. Bagaimana tidak, Ibu Tien adalah sosok yang mendampingi Soeharto selama puluhan tahun.
“Sekira pukul 04.00 WIB, Ibu Tien mendapat serangan jantung mendadak. Ibu nampak sulit bernafas. Saya sendiri turut membawa Ibu dari rumah ke mobil dan selanjutnya ke RSPAD. Saat itu, selain Pak Harto, Mas Tommy, dan Mas Sigit ikut mendampingi,” tandasnya.
“Saya harap jangan sampai rumor tidak benar itu tetap dipercaya oleh sebagian orang yang hingga kini terus menganggapnya benar,” pungkasnya.
Ibu Tien dimakamkan di Astana Giri Bangun, Jawa Tengah, pada 29 April 1996 sekitar pukul 14.30 WIB. Upacara pemakaman tersebut dipimpin oleh inspektur upacara yaitu Ketua DPR/MPR saat itu, Wahono dan Komandan upacara Kolonel Inf G Manurung, Komandan Brigif 6 Kostrad saat itu.
Sumber : beritaterdepan-terpercaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar