Tatkala Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam berada di Masjid, tiba-tiba datang seseorang lelaki menggunakan penutup wajah hingga ia membukanya dan mengucapkan salam kepada Rasulullah SAW:
Salam atas engkau Ya Rasulallah, orang yang memiliki kemuliaan yang tinggi dan kedermawanan yang luhur. Rasulullah saw pun langsung menjawab salam dan kemudian mempersilahkan ia duduk di tengah-tengah antara Rasulullah dan Sayyidina Abu Bakr as-Shiddiq Radhiyallahu Anhu.
Baca Juga : RASULULLAH BERKATA : Jangan Usir Kucing Yang Mendekati Kamu Saat Makan, Ini Penjelasannya...
Lalu Sayyidina Abu Bakr As-Shiddiq memperhatikan lelaki itu dan berkata: Ya Rasulallah, sebab apa gerangan lelaki ini kau berikan posisi tempat di tengah-tengah antara engkau dan aku, padahal sejauh pengetahuanku tidak ada orang yang kau cintai di muka bumi ini melainkan diriku?
Salam atas engkau Ya Rasulallah, orang yang memiliki kemuliaan yang tinggi dan kedermawanan yang luhur. Rasulullah saw pun langsung menjawab salam dan kemudian mempersilahkan ia duduk di tengah-tengah antara Rasulullah dan Sayyidina Abu Bakr as-Shiddiq Radhiyallahu Anhu.
Baca Juga : RASULULLAH BERKATA : Jangan Usir Kucing Yang Mendekati Kamu Saat Makan, Ini Penjelasannya...
Lalu Sayyidina Abu Bakr As-Shiddiq memperhatikan lelaki itu dan berkata: Ya Rasulallah, sebab apa gerangan lelaki ini kau berikan posisi tempat di tengah-tengah antara engkau dan aku, padahal sejauh pengetahuanku tidak ada orang yang kau cintai di muka bumi ini melainkan diriku?
Rasulullah menjawab: Barusan Jibril memberikan aku kabar bahwasanya lelaki ini membaca shalawat kepadaku dengan menggunakan bacaan shalawat yang belum pernah dibaca oleh seorang pun di alam ini.
Sayyidina Abu Bakr bertanya: “Bagaimana bacaan shalawat yang ia baca? Agar diriku bisa membaca shalawat seperti yang ia baca.
Rasulullah menjawab:
أللهم صلِ على محمدٍ وعلى آلِ محمد في الأولين والآخرين وفي الملأ الأعلى إلى يوم الدين .
Sayyidina Abu Bakr bertanya:
Ya Rasulallah, apa keutamaan pahala shalawat tersebut?
Rasulullah saw menjawab: kau menanyakan hal yang aku sendiri tak mampu untuk menghitungnya, seandainya lautan menjadi tinta, pohon-pohon menjadi pena dan seluruh malaikat menjadi juru tulisnya pastinya mereka tak akan sanggup untuk mencatat pahala shalawat tersebut.”
Sumber: islamituindah.com.my
Tidak ada komentar:
Posting Komentar