bersama hingga maut memisahkan. Namun, hubungan pada pria dan wanita ditata lewat cara ketat dalam Islam. Maksudnya yaitu supaya hubungan lelaki dan perempuan tetaplah sama seperti ketentuan agama dan norma kesopanan.
Hukum Islam ini ditegakan dengan tegas di negaranegara khusus misalnya Arab Saudi. Arab yakni negara yang popular paling ketat buat ketetapan agar pria dan wanita tidak keduanya sama berbaur dan berzina.
Saudi akan menghukum siapapun yang lakukan zina dengan hukuman Rajam. Hukuman ini tak ada pandang bulu. Ini dibuktikan sendiri oleh Saudi saat seorang puteri kerajaan yakni Misha’al binti Fahd al Saud yang merupakan
Putera Muhammad bin Abdulaziz, kakak Raja Khalid bin Abdulaziz Al Saud.
Misha’al yakni perempuan muda yang berjiwa bebas dan jujur. Seisi istana sayang dengannya. Keluarga kerajaan senangi pada dia. Misha’al yaitu gadis yang gemari menuntut pengetahuan dan terpelajar.
Misha’al dapatkan pertolongan dari keluarga Arab untuk belajar hingga ke semua penjuru dunia. Semuanya diperoleh dari kerajaan pada gadis itu. Sampai satu saat, dia menuntut ilmu ke Libanon.
Misha’al yang sudah cukup usia dan jiwa muda yang membara, tidak hanya untuk menuntut pengetahuan semata, namun juga jatuh cinta. Perempuan ini bertemu dengan seorang pemuda Lebanon bernama Khaled alSha’er Mulhallal. Sebut saja dia Mulhallal.
Benihbenih Cinta Terlarang Puteri Arab Saudi Perasaan diantara Misha’al dan Mulhallal semakin mengembang dari hari ke hari. Pemuda yang sudah buat puteri Arab Saudi itu jatuh cinta, sebenarnya yaitu keponakan dari Duta Besar Arab Saudi di Lebanon.
Tetapi sungguh, dia memang bukan siapasiapa bila dibanding dengan status Putri Misha’al. Di sisi lain, keluarga kerajaan telah menjodohkan sang putri dengan pria yang sederajat. karna beranggapan jika gadis itu sudah cukup usia untuk menikah. Keinginan Misha’al belajar ke Lebanon, sesungguhnya hanya usaha melarikan diri dari perjodohan itu. Namun cinta memang tidak lihat latar belakang.
Misha’al terlanjur dimabuk cinta oleh pesona Mulhallal yang juga menuntut pengetahuan di Lebanon. Cinta membuatnya lupa semua. Lupa jika dia seorang putri raja, lupa perjodohan, lupa keluarga. Dan cinta itu, menggiring nasib keduanya pada maut yang buruk. Sudah jelas apabila cinta Misha’al dan Mulhallal akan tidak di setujui oleh keluarganya.
Pria Ini Diputusin Karna Jadi Pegawai Semen, Namun Setelah Jadi Bos 25 Th. Lalu, Dia Lakukan Hal Ini Pada Mantannya…
Sang puteri dan lelaki yang dicintainya buat untuk melarikan diri. Perempuan itu memalsukan kematiannya, seolaholah ia mati tenggelam dan tubuhnya tidak di ketahui. Taktik ini digunakan untuk mengulur saat.
Hingga ia dapat menyamar ke bandara sebagai seseorang pria, meninggalkan tanah airnya untuk hidup bersamaan pria yang ia
cintai selamalamanya.
Tetapi sayang, pada akhirnya ia tertangkap di Bandaraya Jeddah. Alarm di Bandara berbunyi nyaring. Mishaal ‘digerebek’ banyak sekuriti. Waktu itu ada pemuda yang pernah berupaya menyelamatkannya, namun sayang mereka
dikepung demikian banyak penjaga. Beberapa penjaga memisahkan mereka sampai berurai air mata, konon pemuda itu yaitu Mulhallal. Pada akhirnya sang putri dikembalikan ke keluarganya.
Dan yang lebih mengerikan, hukuman berat sudah menunggu mereka. Usaha Keluarga Menyelamatkan Sang Putri Karna tuduhan perzinahan butuh 4 orang saksi lakilaki dan kesaksian diri dengan 3 kali mengemukakan ‘Saya berzina’. Hukuman Mati Masalah Misha’al sebenarnya tetap masih dapat ditutupi.
Keluarga berupaya melindunginya. Sang raja membujuknya dengan memohon Misha’al untuk tidak mengakui apaapa supaya selamat dari hukuman, yang paling penting ia tidak bertemu lagi dengan Mulhallal. Karna bila ia mengakui, tidak seorangpun, bahkan juga datuknya sendiri, bahkan juga raja walaupun, yang dapat menolongnya. Tetapi kelihatannya cinta itu sangatlah dalam.
Puteri menampik buat perlindungan dianya, terlebih memungkiri cintanya pada Mulhallal sampai saat ini. Misha’al kembali ke persidangan dengan tiga kali mengucap, “Aku sudah lakukan zina. Saya sudah lakukan zina. Saya sudah lakukan zina. ” Jadi dijatuhkanlah eksekusi mati pada sang putri, sekian tentang kekasihnya.
Eksekusi mati Misha’al dan Mulhallal terjadi di th. 1977, tanggal 15 Juli di taman Gedung Ratu Arab Saudi. Meskipun ia mempunyai status yang tinggi, ia tetaplah diperlakukan seperti terpidana mati. Ke-2 mata Misha’al ditutup, ia juga diminta berlutut dan dieksekusi atas instruksi selekasnya dari sang kakek. Ini dilakukan karna Misha’al diduga sudah mencoreng kehormatan keluarga, karna harusnya dia menikah dengan pria yang dijodohkan dengannya.
Mulhallal saksikan dengan mata kepalanya sendiri bagaimana kekasihnya hadapi siksaan eksekusi. Hukuman untuk wanita yang dituduh zina yaitu hukum rajam. Prosesi rajam dilakukan lewat cara tubuh ditanam berdiri didalam tanah setinggi dada, lalu dilempari batu sampai mati. Tidak terbayang bagaimana rasa sakit karena itu. Namun sekianlah hukum yang berlaku di negeri itu.
Namun tidak lama lagi, dia sendiri akan hadapi kematiannya. Satu pedang sudah ditempelkan di lehernya dan dia juga telah siap dieksekusi. Sayangnya, algojo yang kerjakan eksekusi tidaklah profesional hingga kepala
Mulhallal tidak dapat putus dengan sekali tebasan. Jadi, kematian itu dapat dipikirkan bagaimana sakitnya.
Gosip Kematian Ada gosip yang beredar apabila perempuan yang dieksekusi itu tidaklah sang putri sebab dia bagaimanapun yaitu keluarga kerajaan. Dapat di yakinkan keluarga kerajaan yang demikian sayang dengan Misha’al takkan tega membunuh dia. Namun hanya keluarga kerajaan saja yang tahu semua.
Setelah hukuman eksekusi ini, ketetapan mengenai wanita yang ada di Arab makin ketat. Raja berikan penjagaan di beberapa sarana umum di mana pria dan wanita sering bertemu. Cerita riil mengenai puteri Saudi ini diflmkan dengan judul Death of a Princess. Banyak kontroversi mengiringi film ini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar